Beberapa hari terakhir ini, publik di dunia dikejutkan dengan adanya kabar jika sebuah firma di Inggris, Cambridge Analityca telah menggunakan data pengguna Facebook untuk kepentingan pemilihan presiden Amerika yang memenangkan Trump. Akibat kasus ini, saham Facebook anjlok sebanyakUSD 6,06 miliar atau sebanding dengan Rp 83,3 triliun dalam kurun waktu satu hari saja. Bahkan ada yang mengatakan jika Facebook tinggal menunggu waktu untuk kepunahannya.
Permintaan Maaf Mark Zuckerberg
Apa yang telah dilakukan Facebook untuk mengembalikan kepercayaan penggunanya sepertinya masih belum maksimal. Ini memb uat Kepala Facebook Mark Zuckerberg mengeluarkan iklan satu halaman penuh di hampir semua surat kabar nasional di Inggris, Minggu, untuk meminta maaf atas skandal privasi data yang sangat besar. Mark memahami jika ini bukan perkara kecil dan harus segera diselesaikan sebelum menjadi bom waktu dimana Facebook akhirnya ditinggalkan oleh penggunanya.
Dalam iklan halaman belakang tersebut, tertulis kalimat “Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi informasi Anda.Jika kami tidak bisa, kami tidak layak mendapatkannya.”Selain itu, Zuckerberg juga menjelaskan adanya sebuah kuis yang dikembangkan oleh seorang peneliti universitas Cambridge – firma Cambridge Analytica tidak memiliki hubungan dengan Cambridge University – “yang membocorkan data pengguna Facebook sebanyak jutaan akun atau orang pada tahun 2014 (pilpres Amerika)”.
Mark juga menyadari bahwa masalah kepercayaan adalah hal yang sangat krusial. Sepertinya, harus ada inovasi lebih untuk benar-benar membuat orang kembali percaya dengan Facebook.”Ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan saya menyesal kami tidak melakukan lebih banyak pada saat itu.Kami sekarang mengambil langkah untuk memastikan ini tidak terjadi lagi,” katanya.
Pernyataan itu mencerminkan pernyataan publik Zuckerberg yang dibuat pulsa777 server thailand pekan lalu setelah peristiwa itu mendorong penyelidikan segera dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat, dan membuat harga saham Facebook jatuh hingga trilunan rupiah.Tentu saja ini bukan kerugian dengan nominal yang sedikit.Bahkan, hingga berita ini diturunkan saham Facebook terus menurun.
Permasalahan yang Belum Selesai
Memang sulit untuk bisa membuat seseorang kembali percaya setelah keamanan datanya terancam.Ini membuat Zuckerberg mengulangi bahwa Facebook telah mengubah aturan sehingga tidak ada pelanggaran data yang bisa terjadi lagi.Hanya saja, tanggapan masyarakat berbeda-beda.Namun, jika dilihat dari data tentu saja ada penurunan pengguna maupun saham dari terjadinya peristiwa tersebut.
“Kami juga sedang menyelidiki setiap aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data sebelum kami memperbaiki ini.Kami berharap ada yang lain,” tulisnya. Mark melanjutkan; “Dan ketika kami menemukannya, kami akan melarang mereka dan memberi tahu semua orang yang terkena dampak.” Langkah ini masih terus dilakukan untuk membuktikan bahwa Facebook aman.
Di dalam permintaan maaf Mark tersebut, tidak ada penyebutan perusahaan Inggris yang dituduh menggunakan data yakni Cambridge Analytica, yang bekerja pada kampanye Presiden AS Donald Trump 2016.Kejadian ini juga telah menyudutkan seorang peneliti Universitas Cambridge, Alexsandr Kogan, atas potensi pelanggaran aturan data.
Kogan mengatakan jika dia sudah menggunakan Facebook sesuai dengan standar yang ada.Pihak Facebook juga telah mengkonfirmasi jika Kogan memang tidak menyalahi peraturan atau standar Facebook dari menyebarkan sebuah aplikasi di Facebook, namun menurut Facebook menjual data kepada pihak ketiga merupakan pelanggaran.
Ya, sebelumnya diketahui jika Kogan membuat aplikasi kuis gaya hidup untuk Facebook yang kemudian diunduh oleh 270.000 orang, tetapi aplikasi tersebut ternyata memungkinkan akses ke puluhan juta kontak mereka. Facebook mengatakan Kogan telah melakukan pelanggaran sedangkan menurut Kogan dia dijadikan kambing hitam dalam peristiwa tersebut.