Beberapa waktu terakhir ini semakin sering terjadi kasus munculnya ular-ular kobra anakan di beberapa hunian yang tentu menimbulkan kepanikan. Tak hanya terlihat di sekitar perumahan, beberapa di antara ular-ular tersebut juga memasuki rumah. Sebenarnya ini adalah siklus alami karena musim penghujan memang musim menetasnya telur-telur ular kobra.
Musim penghujan musim menetasnya telur ular
Sebagaimana yang dijelaskan Erwandi Supriadi, Ketua Taman Belajar Ular Indonesia, musim menetas telur ular berlangsung selama tiga bulan dan biasanya di bulan November, Desember, dan Januari. Siklus tersebut terus berulang sejak 5 atau 6 tahun belakangan. Karena itu masyarakat dihimbau untuk waspada. Ular kobra gemar berdiam di lingkungan yang gelap namun tak terlalu lembab, seperti genteng atau tumpukan batu.
Walaupun bukan ular dewasa, tetapi ular anakan tersebut sudah memiliki bisa yang kuat, bahkan sejak keluar dari telur. Jadi dapat dibilang ular anakan atau pun dewasa sama-sama berbahaya. Jika terkejut atau merasa terancam ular anakan juga dapat menggigit atau menyemburkan bisa. Dibandingkan ular dewasa, ular kecil justru lebih berbahaya karena lebih agresif dan lincah sehingga sulit ditangkap.
Erwandi atau akrab disapa Elang mengatakan bahwa sebenarnya bisa ular tak dapat menembus pori-pori kulit, melainkan lewat kulit yang terbuka, misalnya karena luka. Bila hanya mengenai kulit karena disembur, kulit tak akan terdampak apa pun, tak juga terasa panas atau melepuh karena tak memasuki tubuh.
Inilah bedanya bisa ular dengan racun, dimana racun dapat memasuki tubuh melalui pori-pori kulit. Bisa ular bisa memasuki tubuh dan mengontaminasi organ dengan gigitan, suntikan, atau karena luka.
Yang harus dilakukan bila melihat ular
Bagaimana bila bertemu hewan berbisa ini? Elang memberikan beberapa tips. Yang pertama harus disadari adalah yang bersangkutan harus tetap tenang. Secara umum insting alami ular kobra atau jenis ular berbisa lain adalah menyembur saat merasa menghadapi ancaman. Saat tersentuh kepalanya ular secara reflex akan menyemburkan bisa. Karena itu para pawang selalu menghadapkan kepala ular ke bagian bawah saat hendak menangkap hewan ini. Ular kobra bahkan masih mampu menyemburkan bisa walaupun mulutnya sudah ditutup.
Elang memiliki metode yang sering dibagikannya dengan orang lain saat bertemu ular, yaitu metode yang dinamainya dengan STOP (Silent, Thinking, Observation, Prepare).
- Silent – Sangat dipahami bahwa reaksi orang yang melihat ular adalah kaget dan takut. Anda boleh berteriak meminta bantuan tetapi upayakan tubuh tak bergerak. Ini terutama bagian kaki karena ular bisa mengartikannya sebagai ancaman.
- Thinking – Cobalah mengenali tampilan fisik ular untuk mengetahui jenisnya, tetapi bila Anda tidak tahu, anggaplah ular tersebut berbisa. Jangan menganggap sepele jenis ular apa pun, walaupun Anda tahu ular yang Anda lihat bukanlah berjenis kobra. Hal ini akan meningkatkan kewaspadaan kita sehingga tak menangani ular tersebut dengan ceroboh.
- Observation – Jangan panic dan perhatikan sekitar kita untuk mencari lokasi yang aman untuk kabur. Dengan begitu Anda tidak akan asal lari tetapi mengetahui akan menuju ke arah mana.
- Prepare – Bila ular tersebut mendekati Anda bersiaplah untuk menghindar sebagai upaya terakhir.
Pertolongan pada gigitan ular berbisa adalah meminta penderita tidak banyak bergerak dan daerah yang digigit harus berada lebih rendah dari posisi tubuh. Luka gigitan tak boleh dibersihkan dengan air, dan harus ditutup dengan kain yang bersih dan kering. Longgarkan pulsa777 link alternatif pakaian penderita, lepaskan jam tangan atau cincin untuk menghindari pembengkakan yang parah. Cari bantuan medis secepatnya untuk mendapatkan terapi antivenom, antibiotic, dan anti tetanus.